Pages


Minggu, 08 Juni 2014

Softskill Task

3rd TASK
Things you should/shouldn't and can/can't do in the following places

Library
  1. You should be quiet in the library so that you don't disturb anyone else.
  2. You shouldn't be late to bring a book you borrow back to the library.
  3. You can take and read many book as you need in the library.
  4. You can't take a book from the library without having permission from the librarian first.
Museum
  1. You should be careful in the museum so that you don't break any exhibit.
  2. You shouldn't touch the exhibits in the museum if you don't have permission to do it.
  3. You can take pictures as many as you want in the museum.
  4. You can't take exhibits home from the museum.
Park
  1. You should be nice to people in the park. 
  2. You sholdn't put the rubbish into the wrong place in the park.
  3. You can use every free bench in the park. 
  4. You can't cut off trees in the park. 
Restaurant
  1. You should leave a tip for the waiter in the restaurant.
  2. You shouldn't be smoking in the restaurant even there is no "No Smoking" sign.
  3. You can reserve a table in the restaurant in advance.
  4. You can't take utensils with you from the restaurant.
Mall
  1. You should pay for every product or service that you take in the mall. 
  2. You shouldn't go to the mall being drunk.
  3. You can go to the mall with your family or friends and have fun there. 
  4. You can't get products from the mall without paying first.

Minggu, 11 Mei 2014

Sebentar Lagi, Bertransaksi dengan Kartu Kredit Harus Gunakan PIN

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebentar lagi, transaksi memakai kartu kredit wajib memasukkan angka rahasia atau personal identification number (PIN) sebanyak enam digit dan tak cukup hanya menggesek serta tandatangan. Terkait dengan ketentuan itu, Rico Usthavia Frans, Senior Vice President Electronic Banking Bank Mandiri, meminta para pemegang kartu kredit bank berlogo pita emas ini melakukan registrasi ulang mulai 1 Juni nanti. Registrasi ini merupakan bagian proses perubahan transaksi kartu kredit yang mewajibkan PIN enam digit.

            Selama ini, PIN kartu kredit Mandiri hanya empat digit. Catatan saja, kewajiban memasukkan PIN hanya berlaku pada transaksi tarik tunai. Menurut Rico, proses perubahan PIN ini tidak mengganggu laju bisnis kartu kredit Mandiri. "Tapi, kalau bank tidak siap mengantisipasi, bisa terjadi penurunan volume transaksi pembayaran," kata Rico, saat dihubungi KONTAN, Minggu, (11/5).
Steve Marta, General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), kebijakan PIN enam digit bisa melindung nasabah. PIN dapat meminimalkan praktik kejahatan (fraud).
"Saat ini belum semua bank menggunakan PIN enam digit. Masih banyak yang empat digit," ujar Steve. Jika Mandiri meminta registrasi ulang, BNI lebih simpel. Bank berlogo angka 46 ini sudah mengirimkan PIN enam digit kepada nasabah kartu kreditnya, sejak April lalu.


            BI mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 14/2/PBI/2012 dan Surat Edaran (SE) No. 14/17/DASP. Dalam aturan yang berlaku efektif per 1 Januari 2015 itu, bank atau penerbit kartu kredit wajib menerapkan sistem keamanan transaksi kartu kredit berupa enam digit PIN. PIN tidak cuma berlaku saat penarikan tunai, melainkan untuk seluruh transaksi.

Ekonomi Indonesia dan Gerakan Buruh

Pertumbuhan ekonomi Indonesia, selain memberikan kepercayaan diri dan legitimasi sementara kepada kelas kapitalis, juga memiliki efek yang besar pada perkembangan kelas buruh. Pada beberapa tahun terakhir, kita saksikan investasi asing besar yang masuk ke Indonesia. Investasi asing yang besar ini mengalir deras ke Indonesia justru ketika ekonomi dunia sedang kesulitan. Di satu artikel analisa kita, kita menulis: “Indonesia bisa terus tumbuh pesat pada periode krisis ini bukanlah karena keunggulan para kapitalis Indonesia dibandingkan para kapitalis Eropa yang ekonominya sekarang terseok-seok, atau karena hebatnya dan pintarnya para penjabat kita. Justru krisis ekonomi dunia lah yang merupakan alasan mengapa ekonomi Indonesia bisa mencetak pertumbuhan 5-6%.
Di hampir semua negeri-negeri kapitalis maju, kemandegan ekonomi berarti bahwa tidak ada lagi profit besar yang bisa mereka dapatkan dengan berinvestasi di negeri mereka masing-masing. Di Kanada, korporasi-korporasi besar duduk di atas tumpukan uang sebesar $500 milyar yang tidak mereka investasikan, sampai-sampai Gubernur Bank Kanada, Mark Carnery, mengkritik perusahaan-perusahaan tersebut agar menggunakan uang ini untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang hari ini sangat dibutuhkan. Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat menyimpan cadangan uang sebesar $5000 milyar – yakni 5 kali lipat dari ekonomi Indonesia – yang tidak mereka gunakan. Begitu juga di seluruh Eropa. Tidak semua kapital ini duduk diam. Sebagian kecil kapital ini lalu mencari lahan investasi yang masih dapat memberikan keuntungan, dan Indonesia adalah salah satu lahan subur tersebut. Gaji buruh yang murah, serikat buruh yang relatif lemah karena baru lahir kembali setelah 1998, infrastruktur yang cukup kondusif; inilah beberapa alasan utama yang menyebabkan masuknya investasi asing yang besar. Pada 2009, investasi asing hanya sebesar $4,9 milyar, lalu menjadi $18,9 milyar pada 2011, dan lalu $23 milyar pada 2012. Inilah sumber dari pertumbuhan ekonomi 6% selama beberapa tahun terakhir ini, yakni meningkatnya investasi asing yang berarti juga semakin diperasnya nilai lebih dari keringat buruh.” (Sedikit evaluasi dari Kegagalan Kita, 2 Juli 2013)
Marx mengatakan, dengan semakin tumbuhnya kapitalisme, maka semakin besar pula kelas proletariat. Ia mengatakan “Kapitalisme menciptakan penggali liang kuburnya sendiri.” Dengan membangun lebih banyak pabrik, maka kapitalisme menciptakan batalion-batalion proletar yang lebih besar. Di Indonesia, pada 2011 terjadi pertumbuhan di sektor suku cadang otomotif sebesar 29,8 persen. Begitu juga di banyak sektor industri berat lainnya. Oleh karenanya, tidak mengherankan kalau tahun 2012 adalah tahunnya gerakan buruh: gelombang pemogokan dan demo buruh, May Day raksasa 2 tahun berturut-turut, terbentuknya MPBI, sweeping dan grebek pabrik, kelas-kelas ekopol berjamuran, dan Getok Monas.
Namun gerakan buruh bukanlah sesuatu yang bergerak dalam garis lurus, yang dapat terus naik. Pasang naik dan surut adalah sesuatu yang wajar. Belakangan ini memang sudah terlihat penurunan mobilisasi ini. Indikasinya adalah ketidakmampuan gerakan buruh untuk menghentikan kenaikan BBM dan RUU Ormas. Namun ini bukan karena massa buruh yang tidak berani. Ini adalah persoalan kepemimpinan. Radikalisasi massa buruh – terutama yang ada di dalam serikat-serikat besar – terbentur dengan kepemimpinan mereka. Adalah sebuah hukum di dalam gerakan buruh dimanapun, bahwa dengan semakin radikalnya massa buruh maka akan menjadi semakin konservatif pemimpin mereka. Ini bahkan dapat terjadi di antara serikat-serikat yang katanya “merah”.
Bila pada tahun lalu pemogokan, demo, dan mogok nasional dapat memaksa kapitalis dan pemerintah untuk memenuhi tuntutan buruh, maka hari ini konsensi semacam itu akan semakin sulit didapati. Tekanan dari perekonomian dunia yang sedang mengalami krisis berarti bahwa akan semakin menjadi mustahil bagi buruh untuk dapat hidup sejahtera. Periode yang sedang kita masuki adalah periode penghematan, periode pemangkasan, dan ini juga benar di Indonesia. Taktik-taktik pemogokan biasa sudah tidak lagi memadai. Kita bisa melihat Yunani, dimana sudah terjadi 29 pemogokan umum nasional dalam 3 tahun terakhir, dan ini sama sekali tidak menyelesaikan persoalan yang dihadapi rakyat pekerja Yunani. Dalam periode ke depan, kemenangan-kemenangan yang diraih buruh tahun lalu akan semakin sulit didapati. Buruh luas akan belajar bahwa mereka harus menggunakan taktik-taktik yang lebih radikal, dan mengadopsi perspektif politik yang lebih revolusioner. Buruh luas akan belajar, dan mereka akan belajar dengan cepat.
Di sisi lain, para pemimpin reformis di dalam serikat-serikat buruh justru akan menjadi semakin kecut. Mereka akan menjadi penghambat yang semakin besar bagi perkembangan kesadaran kelas para anggota mereka. Ketika kapitalisme sudah terseok-seok dan hidup segan mati tak mau, para pemimpin reformis justru akan merangkul kapitalisme dengan lebih bersemangat. Trotsky mengatakan, pengkhianatan adalah implisit di dalam reformisme. Ini bukan karena para pemimpin reformis tersebut tidak jujur, tidak amanah (walau ada juga yang memang tidak amanah), tidak tulus dalam pembelaan mereka terhadap buruh. Ini karena mereka percaya bahwa dalam batas-batas kapitalisme maka buruh bisa sejahtera. Kalau kau mempercayai kapitalisme, maka kau akan didikte oleh logika kapitalisme dan akan jadi pelayan kepentingan kapitalis secara sadar atau tidak. Justru yang paling berbahaya adalah pemimpin reformis yang benar-benar jujur dan amanah. Mereka sungguh-sungguh jujur dan tulus ingin membela buruh, dan oleh karenanya meraih kepercayaan yang besar dari buruh. Namun dengan tulus pula mereka akan menyeret kelas buruh ke dalam kekalahan karena paham reformismenya.
Di masa mendatang akan terjadi penajaman konflik antara elemen radikal-revolusioner dan elemen konservatif-reformis di dalam serikat-serikat buruh besar seperti MPBI. Proses konflik ini akan terjadi secara tertutup dan terbuka, tetapi tidak ada penyangkalan kalau proses ini sedang terjadi. Kita akan saksikan krisis di dalam serikat-serikat buruh ini, dimana para anggota yang semakin radikal berbenturan dengan para pemimpin reformis-konservatif yang mengekang mereka. Ini akan menjadi proses pembelajaran berikutnya bagi buruh luas.


Dampak Globalisasi Terhadap Ekonomian Indonesia

Dampak Globalisasi - Globalisasi ialah bebasnya keterkaitan sosial dan saling membutuhkan antar wilayah negara di dunia bahkan antar manusia sehingga semakin menyempitkan batas-batas antar Negara. Sedangkan menurut Achmad Suparman, globalisasi merupakan suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Maka dari itu timbul harapan kepada masyarakat dan pelaku industri yang harus siap menemui pengaruh yang terjadi dari globalisasi terutama pengaruh globalisasi pada ekonomi Indonesia.

Salah satu contoh globalisasi yang bisa kita rasakan saat ini adalah pasar bebas. Tentu hal ini tak terlepas dari pengaruh yang akan ditimbulkan baik positif dan negatif. Pengaruh postif globalisasi diantaranya :
  • Meningkatnya produksi global.
  • Dapat meningkatkan taraf ekonomi suatu negara
  • Mendapatkan lebih banyak modal dan pengetahuan yang lebih baik
  • Terciptanya pandangan yang lebih terbuka di segala aspek kehidupan

Sedangkan pengaruh negative yang akan timbul karena globalisasi adalah sebagai berikut :
  • Meningkatnya tingkat konsumtif masyarakat
  • Tidak tersaringnya kebebasan informasi
  • Berkurangnya nilai budaya lokal
  • Mengganggu Sektor industri
  • Kacaunya neraca pembayaran
  • Mempersulit sektor ekonomi jangka panjang

Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.
  1. Semakin sering beroperasinya kapal-kapal tanker yang mendistribusi barang antar negara.
  2. Makin sempitnya ruang dan waktu yang ditandai oleh pesawat telepon, satelit dan internet.
  3. Ketergantungan pasar dan produksi ekonomi di berbagai negara dunia, bertambahnya pengaruh perusahaan multinasional dan organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
  4. Bertambahnya intensitas interaksi kultural ditandai berkembangnya media massa.
  5. Melonjaknya problema universal, contohnya masalah lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi dan lain-lain.
Dalam persaingan di era globalisasi, menuntut produk yang dapat menunjukkan kualitas dan kreasinya. Oleh karena itu para pelaku pasar industri diharapkan mau dan mampu belajar memperluas pengetahuan serta berpikiran terbuka dengan tidak melupakan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Mari coba kita lihat bentuk nyata globalisasi ekonomi di Indonesia adalah mulainya CAFTA (China Asia Free Trade Assosiation) beroperasi dimana diberlakukan impor komoditas China. Ditambah lagi berlakunya perjanjian penghapusan tarif impor, disitu dapat kita rasakan betapa pasar saat ini yang dibanjiri oleh produk China. Namun jika kita sadar sebenarnya Indonesia harus bisa belajar dari China.

Mereka yang sangat pandai meniru produk dan membuatnya labih baik daripada yang ditiru merupakan kunci keberhasilan China selama ini. Tak perlu menyalahkan siapapun atas ketidakdigdayaan Indonesia dalam menghadapi pasar global saat ini. Yang diperlukan adalah bagaimana cara kita untuk segera menyadari dan berubah menjadi lebih baik lagi. Jadikan anggapan masyarakat dunia bahawa orang Indonesia kaya akan inovasi, kreasi dan mau bekerja keras serta pantang menyerah bahwa itu semua benar.

IHSG Menghijau di Sesi Pembukaan

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pekan ini dibuka menguat, mengikuti pergerakan bursa di regional yang sebagian besar menguat pada pagi hari ini. Memasuki menit ketiga setelah pembukaan pasar, IHSG menguat sebesar 18,95 poin atau 0,38 persen menjadi 4.917,09. Penguatan indeks ditopang oleh 108 saham yang diperdagangkan naik pada sesi pembukaan hari ini.

Sementara itu sebanyak enam saham melemah dan 43 saham stagnan. Saham-saham yang memberikan turnover positif terbesar bagi pemegang saham adalah LPKR (Rp 1.070), SMGR (Rp 15.050), BBRI (Rp 10.200), ANTM (Rp 1.285), dan WIKA (Rp 2.370). Sementara itu, seluruh indeks sektoral menguat pada pagi ini, yaitu agribisnis (0,23 persen), pertambangan (0,95 persen), industri dasar (0,72 persen), aneka industri (0,54 persen), konsumer (0,13 persen), properti (0,74 persen), infrastruktur (0,15 persen), keuangan (0,11 persen), perdagangan (0,36 persen) dan manufaktur (0,39 persen).

Dari regional, sebagian besar bursa saham di kawasan Asia Pasifik menguat, mengekor Wall Street yang pada akhir pekan lalu ditutup menguat karena ditopang saham-saham teknologi. Indeks Nikkei Jepang naik 0,09 persen menjadi 14.213,06, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,08 persen di posisi 21.880,01.


Harga Minyak Menguat di Pasar Asia

SUNGAPURA, KOMPAS.com - Harga minyak di pasar Asia naik pada awal pekan ini, Senin (12/5/2014). Hal itu terjadi setelah pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur mengklaim bahwa mayoritas pemilih memilih kemerdekaan. Kalimat itu memicu terjadinya perang saudara dan mengganggu pasokan. Kontrak utama New York , West Texas Intermediate (WTI) naik 9 sen dollar AS ke 100,08 dollar AS per barel untuk pengiriman Juni, sedangkan minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni naik 32 sen dollar AS menjadi 108,21 dollar AS per barel.
"Dengan risiko meningkatnya ketegangan geopolitik di dalam dan sekitar Ukraina, pasokan minyak bisa terganggu," ujar Desmond Chua, analis pasar pada CMC Market, Senin (12/5/2014). Pemberontak di provinsi Donetsk Ukraina pada Minggu mengklaim bahwa total 89 persen pemilih mendukung pemerintahan sendiri atau terlepas dari Ukraina. Negara-negara Barat khawatir hal itu bisa mempercepat perpecahan di negara yang merupakan pecahan Uni Soviet tersebut dan menyebabkan perang saudara ditepi timur Eropa, sehingga bisa mengganggu persediaan dan mengirim harga energi meroket.

Phillip Futures yang berbasis di Singapura mengatakan investor juga khawatir karena tuntutan Rusia pekan lalu bahwa Ukraina harus membayar di muka untuk gas alam pada pengiriman mendatang. Pengumuman itu membahayakan pasokan ke sebagian besar Uni Eropa, karena hampir 15 persen dari semua gas Rusia dikonsumsi oleh blok beranggotakan 28 negara itu transit di Ukraina.


CAPITAL MARKET

Indonesia had experienced economic devastation that had been built through the joints of the new order policy began crawling back construct the foundation of the economy. International Financial Corporation (IFC) classification of stocks linked to the classification of the state. If the country is still classified as a developing country, the market in the country is also in a developing stage, although market shares are fully functional and well organized.

        Developed capital markets can be identified through a country, whether the country is a developed country or a developing country classified. Indicator is the per capita income of a country, which is usually included in the low to middle-income countries. But the most striking characteristic is seen the value of the market capitalization of companies listed, the cumulative trading volume, the tightness of capital markets regulation, sophistication and culture to domestic investors
.
Consequences of growing capital market is a small market capitalization value. A measure of market capitalization ratio is usually seen from the comparison with the value of a country's gross domestic product. In addition to the other consequences is the presence of thin trading volume (thin trading) caused by trade (non-syncronous trading) on the market. Synchronous trading is not caused by the number of securities traded not entirely, meaning that there is some specific time in which a securities transaction does not occur (Hartono, 2003). Indonesia which is still listed on the IFC is still a developing country with the worst investment climate in the East Asian region. Even with a record like that, in fact we are still considered by foreign investors. The fact that there are national companies with actually being in the strategic sectors of the country, offered by some foreign institutions through the acquisition of shares. The presence of capital inflows as investments in general is foreign investment should be a booster of the macro economy. The main reason for foreign investors to move their funds to developing countries is that developing countries have the potential untapped business entirely, as in the classic motifs of investment to other countries. Michael Fairbanks and Stace Lindsay senior consultant at Monitor Company express purpose of foreign investors coming to the poorer countries is usually only see an opportunity to attract natural resources, cheap labor and wages as the target product or service that is not good quality.

But there are other reasons that accompany such motives , the striking differences with developed countries. If we use a life cycle approach to the business of developing countries into the category growth (growth) than developed countries that fall into the category of ripe (mature). It means that there is the attraction of high economic growth which of course is accompanied by a high return anyway, because economic growth is an aggregate indicator of industry in a country. For example, the mobile telecommunications business in Indonesia, which explored the new solid in Java alone, while outside it still has high potential to serve new markets.