Pages


Selasa, 29 Mei 2012

TUGAS

II. Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta menghormati kebhinnekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasional.

Teori-teori Kekuasaan
Wawasan nasional suatu bangsa dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang dianutnya.
Beberapa teori paham kekuasaan dan teori geopolitik antara lain sebagai berikut:

1. Paham-paham kekuasaan 
     a. Machiavelli (abad XVII)
       Sebuah negara itu akan bertahan apabila menerapkan dalil-dalil
  • Dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan segala cara dihalalkan.
  • Untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu domba (devide et empera) adalah sah.
  • Dalam dunia politik,yang kuat pasti dapat bertahan dan menang.
    b. Napoleon Bonaparte (abad XVIII)
        Perang dimasa depan merupakan perang total, yaitu perang yang mengerahkan segala daya upaya
        dan kekuatan nasional. Napoleon berpendapat kekuatan politik harus didampingi dengan kekuatan
         logistik dan ekonomi, yang didukung oleh sosial budaya berupa ilmu pengetahuan dan teknologi suatu
         bangsa untuk membentuk kekuatan pertahanan keamanan dalam menduduki dan menjajah negara lain.

    c. Jendral Clausewitz (abad XVIII)
        Jendral Clausewitz sempat diusir pasukan Napoleon hingga sampai Rusia dan akhirnya dia bergabung
        dengan tentara kekaisaran Rusia. Dia menulis sebuah buku tentang perang yang berjudul “Vom
        Kriegen” (tentang perang). Menurut dia perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain. Buat dia
        perang sah-sah saja untuk mencapai tujuan nasional suatu bangsa.

    d. Fuerback dan Hegel (abad XVII)
        Ukuran keberhasilan ekonomi suatu negara adalah seberapa besar surplus ekonominya, terutama
        diukur dengan seberapa banyak emas yang dimiliki oleh negara itu.

    e. Lenin (abad XIX)
        Perang adalah kelanjutan politik dengan cara kekerasan. Perang bahkan pertumpahan darah atau 
        revolusi di negara lain di seluruh dunia adalah sah, yaitu dalam rangka mengkomuniskan bangsa di 
        dunia.

    f. Lucian W. Pye dan Sidney
       Kemantapan suatu sistem politik hanya dapat dicapai apabila berakar pada kebudayaan politik
       bangsa ybs. Kebudayaan politik akan menjadi pandangan baku dalam melihat kesejarahan sebagai
       satu kesatuan budaya.
       Dalam memproyeksikan eksistensi kebudayaan politik tidak semata-mata ditentukan oleh kondisi-
       kondisi obyektif tetapi juga harus menghayati kondisi subyektif psikologis sehingga dapat menempat
       kan kesadaran dalam kepribadian bangsa.

2. Teori–teori  Geopolitik
Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala politik dari aspek geografi. Teori ini banyak dikemukakan oleh para sarjana seperti:

a). Federich Ratzel
  • Pertumbuhan negara dapat dianalogikan (disamakan/mirip) dengan pertumbuhan organisme (mahluk hidup) yang memerlukan ruang hidup, melalui proses lahir, tumbuh, berkembang, mempertahankan hidup tetapi dapat juga menyusut dan mati.
  • Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti kekuatan. Makin luas potensi ruang makin memungkinkan kelompok politik itu tumbuh (teori ruang).
  • Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam.
  • Semakin tinggi budaya bangsa semakin besar kebutuhan atau dukungan sumber daya alam.
Apabila ruang hidup negara (wilayah) sudah tidak mencukupi, maka dapat diperluas dengan mengubah batas negara baik secara damai maupun dengan kekerasan/perang. Ajaran Ratzel menimbulkan dua aliran :
* menitik beratkan kekuatan darat
* menitik beratkan kekuatan laut

b). Rudolf Kjellen
  • Negara sebagai satuan biologi, suatu organisme hidup. Untuk mencapai tujuan negara, hanya dimungkinkan dengan jalan memperoleh ruang (wilayah) yang cukup luas agar memungkinkan pengembangan secara bebas kemampuan dan kekuatan rakyatnya.
  • Negara merupakan suatu sistem politik atau pemerintahan yang meliputi bidang-bidang: geopolitik,ekonomipolitik, demopolitik, sosialpolitik dan kratopolitik.
  • Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar, tetapi harus mampu swasembada serta memanfaatkan kemajuan kebudayaan dan teknologi untuk meningkatkan kekuatan nasional.
c). Karl Haushofer
     Pandangan Karl Haushofer ini berkembang di Jerman di bawah kekuasan Aldof Hitler, juga
    dikembangkan ke Jepang dalam ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme.

d). Sir Halford Mackinder (konsep wawasan benua)
     Teori ahli Geopolitik ini menganut “konsep kekuatan”. Ia mencetuskan wawasan benua yaitu
     konsep kekuatan di darat. Ajarannya menyatakan ; barang siapa dapat mengusai “daerah jantung”,
    yaitu Eropa dan Asia, akan dapat menguasai “pulau dunia” yaitu Eropa, Asia, Afrika dan akhirnya
    dapat mengusai dunia.

e). Sir Walter Raleigh dan Alferd Thyer Mahan (konsep wawasan bahari)
     Barang siapa menguasai lautan akan menguasai “perdagangan”. Menguasai perdagangan berarti 
     menguasai “kekayaan dunia” sehinga pada akhirnya menguasai dunia

f). W.Mitchel, A.Seversky, Giulio Douhet, J.F.C.Fuller (konsep wawasan dirgantara)
     Kekuatan di udara justru yang paling menentukan. Kekuatan di udara mempunyai daya tangkis
     terhadap ancaman dan dapat melumpuhkan kekuatan lawan dengan penghancuran dikandang lawan
     itu sendiri agar tidak mampu lagi bergerak menyerang.

g). Nicholas J. Spykman
     Teori daerah batas (rimland) yaitu teori wawasan kombinasi, yang menggabungkan kekuatan darat,
     laut, udara dan dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu negara.


3. Wawasan Nasional Indonesia
  
Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut paham tentang perang dan damai berdasarkan : “Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan”. Dengan demikian wawasan nasional bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran kekuasaan dan adu kekuatan karena hal tersebut mengandung persengketaan dan ekspansionisme.
Bangsa Indonesia yang berfalsafah & berideologi Pancasila menganut paham : tentang perang dan damai berupa, Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar